MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN
(pencemaran air)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di
suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air
tanah akibat
aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting
dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi.
Pencemaran yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang
membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat
(dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah
dikatakan bahwa pencemaran air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian
dan penyakit. dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap
harinya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini saya akan
membahas masalah mengenai pencemaran sumber daya air. khususnya diwilayah Kota
Palu. Adapun tempat yang menjadi perhatian adalah wilayah pantai yang berada di
Kelurahan Lere. Dimana kondisi ekosistem pantai di wilayah tersebut sudah
termasuk dalam posisi memperihatinkan. Hal inilah yang menjadi latar belakang
kami mengangkat topik masalah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
pengertian pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau,
sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan
manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain
mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya
sangat membantu kehidupan manusia.
Pencemaran
air adalah kontaminasi tempat penampungan air (misalnya danau, sungai, lautan,
akuifer dan air tanah). Polusi air terjadi ketika polutan dibuang langsung atau
tidak langsung ke perairan tanpa penanganan cukup untuk menghilangkan senyawa
berbahaya.
Pencemaran air mempengaruhi tanaman dan organisme yang hidup
di sekitar air. Dalam hampir semua kasus efeknya merusak tidak hanya untuk
spesies individu dan populasi, tetapi juga untuk masyarakat biologis alami.
2.2 Penyebab dari pencemaran Air
Kontaminan tertentu menyebabkan pencemaran dalam air,
mencakup spektrum yang luas dari bahan kimia, patogen, dan perubahan fisik atau
sensorik seperti suhu tinggi dan perubahan warna. Sementara beberapa bahan
kimia mungkin timbul secara alami (missalnya kalsium, natrium, besi, mangan,
dll) konsentrasi suatu zat biasanya dijadikan tolok ukur dalam menentukan
apakah suatu zat merupakan komponen alami dari air, ataukah merupakan
kontaminan. Konsentrasi suatu zat yang melebihi rata-rata cukup untuk
mengklasifikasi bahwa air tersebut sudah tercemar.
Beberapa
kontaminan penyebab pencemaran air adalah:
· Mikroorganisme pathogen dan kontaminan
kimia
Bakteri coliform merupakan bakteri yang umum digunakan
sebagai bakteri indicator adanya pencemaran air, meskipun Bakteri coliform
bukan merupakan penyebab sebenarnya dari penyakit. Mikroorganisme lain yang
kadang-kadang ditemukan di permukaan air dan menyebabkan masalah kesehatan
manusia meliputi: Burkholderia pseudomallei, Cryptosporidium parvum,
Giardia lamblia, Salmonella, Novovirus dan virus lainnya
serta beberapa jenisCacing parasit.
Kontaminan kimia bisa termasuk termasuk zat organik
dan anorganik. Polutan air organik meliputi: Deterjen, By Product desinfektan,
limbah pengolahan makanan yang dapat mencakup zat-zat lemak dan minyak,
Insektisida dan herbisida, sejumlah besar organohalides dan senyawa kimia
lainnya, Minyak hidrokarbon, termasuk bahan bakar (bensin, solar, bahan bakar
jet, dan minyak bakar) dan pelumas (oli motor), dan produk sampingan pembakaran
bahan bakar, serpihan dari kegiatan penebangan pohon dan semak, senyawa volatil
organik (VOC) seperti pelarut industri dari penyimpanan yang tidak tepat.,
bifenil Polychlorinated (PCB), Trichloroethylene, Perklorat, Berbagai senyawa
kimia yang ditemukan dalam produk kebersihan pribadi dan produk kosmetik
Polutan air anorganik meliputi: Limbah industri (terutama sulfur
dioksida), Amonia dari limbah pengolahan makanan, Limbah kimia sebagai produk
sampingan industry, Pupuk yang mengandung nutrisi – nitrat dan fosfat, Logam
berat dari kendaraan bermotor, sedimen dari buangan lokasi konstruksi,
penebangan, dan situs pembukaan lahan.
Sementara jika ditinjau dari asal polutan dan sumber
pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain:
v Limbah
Pertanian dan limbah rumah tangga
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau
pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai
tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan
keracunan Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan
lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan
air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian
bendungan. bendungan
akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
Limbah
rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah
tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan,
nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian
ikut aliran sungai.
Adapula
bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa
arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa
bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
· Limbah Industri dan penangkapan ikan menggunakan racun
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air.
Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa
polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau
mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau
berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk
mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri
harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi
pencemaran.
Di
laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal
lain atau karang. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan
dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan
hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan
dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan
ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak
2.3 Cara mengetahui adanya
pencemaran sumber daya Air
Pencemaran air dapat dianalisis melalui beberapa kategori
metode: fisik, kimia dan biologi. Sebagian besar melibatkan pengumpulan sampel,
diikuti oleh tes analitis khusus. Beberapa metode dapat dilakukan langsung di
tempat, tanpa pengambilan sampel, seperti suhu. Instansi pemerintah dan
organisasi penelitian telah telah diatur, divalidasi metode pengujian analitis
standarnya untuk memfasilitasi komparabilitas hasil dari peristiwa pengujian
yang berbeda.
Sampling
air untuk pengujian fisik atau kimia dapat dilakukan dengan beberapa metode,
tergantung pada keakuratan yang dibutuhkan dan karakteristik kontaminan. Banyak
kejadian kontaminasi yang tajam dibatasi dalam waktu, paling sering dalam
hubungan dengan peristiwa hujan. Untuk alasan ini pengambilan sampel sering
tidak sepenuhnya representatif untuk diukur tingkat kontaminannya. Para ilmuwan
dalam mengumpulkan jenis data biasanya menggunakan perangkat auto-sampler yang
memompa air baik pada waktu tertentu atau debit tertentu.
.2.4
Dampak dari pencemaran sumber daya Air
Akibat
pencemaran itu kehidupan dalam air dapat terganggu dengan mematikan
binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut
dalam air akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobik dari zat-zat
organik yang banyak terkandung dalam air buangan.
Pencemaran yang tidak disebabkan oleh sifat racun dari
bahan-bahan pencemar adalah :
§ Kandungan lumpur yang meningkat di
dalam air mengurangi jumlah cahaya yang masuk yang diperlukan untuk
berfotosintesis.
§ Buangan air panas meskipun tidak
langsung membunuh biota air, dapat merubah kondisi dari lingkungan hidupnya.
Akibatnya, satu jenis akan tumbuh dan berkembang lebih cepat sedang yang lain
justru dapat terhambat.
§ Lumpur erosi sebagai akibat
pengelolaan tanah yang kurang baik dapat diendapkan di pantai-pantai dan
mematikan kehidupan karang atau merusak tempat berpijak biota perairan.
§ Senyawa organik di dalam proses penguraiannya
dapat mengambil zat asam dari air terlalu banyak, sehingga membahayakan
kehidupan di tempat itu.
§ Air sungai yang mengalir berlebihan
ke perairan pantai dapat membentuk lapisan yang menghalangi pertukaran massa
air dengan lapisan air yang lebih subur dari bawah.
2.5 Penanggulangan masalah
pencemaran sumber daya Air
Cara mengatasi pencemaran air dapat dilakukan mulai dari
pengenalan dan pengertian yang baik oleh perilaku masyarakat. Cara mengatasi
pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan membuang
sisa-sisa makanan dan bahan organic ke dalam tong sampah dan jangan dibuang di
sungai.
Selain
itu, ada beragam tindakan lain selain tindakan preventif yang bisa kita
lakukan. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat kita lakukan oleh masyarakat
sebagai Cara mengatasi pencemaran air , yaitu:
ü Gunakan air dengan bijaksana.
Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang berguna dan gunakan dalam
jumlah yang tepat.
ü Kurangi penggunaan detergen. Sebisa
mungkin pilihlah detergen yang ramah lingkungan dan dapat terurai di alam
secara cepat.
ü Kurangi konsumsi obat-obatan kimia
berbahaya. Obat-obatan kimia yang berbahaya seperti pestisida, dan obat nyamuk
cair merupakan salah satu penyebab rusaknya ekosistem air
ü Tidak menggunakan sungai untuk
mencuci mobil, truk, dan sepeda motor.
ü Mengoptimalkan pelaksanaan
rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk meningkatkan konservasi air
bawah tanah
2.6 Contoh kasus pencemaran sumber daya Air dikota Palu dan sekitarnya
Kota Palu mendapat julukan sebagai “Kota Teluk” yang
disebabkan wilayah kotanya berbatasan langsung dengan pesisir pantai. Hal
ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Kota Palu sendiri. Tetapi
seiring dengan perkembangan Kota Palu yang berjalan walaupun lambat kebersihan
wilayah sepanjang pesisir pantai seakan tidak dihiraukan. Pesisir pantai yang
penuh dengan sampah warga, pendangkalan dan airnya yang keruh karena
sedimentasi tinggi ditambah lagi pohon-pohon nyiur melambai sudah hilang dalam
pandangan dan semakin mendukung kuat julukan Palu sebagai kota gersang. Pantai
sudah tidak bisa menjadi tempat wisata bahkan dipandangpun sudah tidak enak
bagi penduduk apalagi pendatang di Kota Palu, wilayahnya yang penuh sampah
berserakan dan airnya yang tampak coklat akibat sedimentasi tinggi dan
pendangkalan.
Posisi Pantai yang
berada di tengah-tengah kota memang sangat rentan oleh aktivitas manusia yang
sifatnya merusak lingkungan, seperti pemanfaatan ekosistem pantai yang tidak
bertanggung jawab, tempat pembuangan sampah, sebagai tempat saluran akhir dari
kota. Terlebih lagi apabila lokasinya terletak tepat di belakang pasar. Dari
sejumlah tempat yang ada, wilayah pasar-lah yang mungkin menghasilkan limbah
ataupun sampah paling banyak. Dan lebih memprihatinkan lagi sampah-sampah
tersebut dibuang di sepanjang pesisir pantai khususnya di Kelurahan Lere
tersebut. Hal ini memang sangat sulit untuk dibendung karena sifat manusia yang
selalu ingin memanfaatkan jasa lingkungan secara gratis tanpa balas memelihara
(free rider) dalam memenuhi kebutuhannya.
Pencemaran pantai biasanya akan berdampak langsung ke
ekosistem laut. Hal ini seperti masuknya material pencemar seperti partikel
kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, ke dalam laut, yang
bisa merusak lingkungan laut. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang
bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung, maupun tidak
langsung. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik
tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan Kapal. Salah satu penyebab
pencemaran laut adalah karena aktivitas manusia yang sering membuang sampah di
pesisir pantai khususnya di kelurahan Lere.
Bahan pencemar laut lainnya yang juga memberikan dampak yang
negatif ke perairan adalah limbah plastik yang bahkan telah menjadi masalah
global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. Sejak
akhir Perang Dunia II, diperkirakan 80 persen sampah plastik terakumulasi di
laut sebagai sampah padat yang mengganggu eksositem laut. Massa plastik
di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton. Kondisi
ini sangat berpengaruh buruk, dan sangat sulit terurai oleh bakteri. Sumber
sampah plastik di laut juga berasal dari Jaring ikan yang sengaja dibuang atau
tertinggal di dasar laut
Dari berbagai dampak pencemaran tersebut jelaslah bahwa
upaya pelestarian pantai sangat dibutuhkan demi terjaganya ekosistem laut kita
khusunya yang berada di di sekitar Kelurahan Lere. Sekarang terlihat
bahwa sumber pencemaran sangat bervariasi. Tidak hanya dari hal-hal yang
menurut kita hanya bisa dilakukan oleh industri besar, namun juga bisa
disebabkan oleh aktiftas harian seperti membuang sampah.
Dengan melihat kondisi dan permasalahan Pantai di Kelurahan
Lere tersebut maka dirasakan sangat perlu peran dari pemerintah kota untuk
melakukan aksi pengelolaan wilayah pesisir Teluk Palu secara meluas.
Pengelolaan yang dimakud disini bukan hanya sekedar membuat papan peringatan,
yang dibuatpun tanpa adanya pendekatan partisipatif sehingga sekarang justru
terbengkalai dan rusak (tidak difungsikan), tetapi yang dimaksud disini adalah
aksi pengelolaan yang sifatnya keterpaduan (integrasi) antar disiplin ilmu,
sektoral dan ekosistem.
Keterlibatan masyarakat khususnya yang berada di sekitar
Kelurahan Lere dalam pengelolaan pantai adalah yang paling besar terutama
kesadaran akan kebersihan lingkungan pantai. Terutama para pedagang yang dengan
cara menahan diri untuk tidak membuang sampah langsung ke pantai. Kedengarannya
sangat sederhana tetapi kalau dilakukan dengan penuh kesadaran maka akan sangat
mendukung terciptanya kebersihan laut dan pantai.
Intervensi pemerintah sangat diperlukan melalui institusi
yang berkewenangan dalam pengelolaan pantai seperti Dinas Pariwisata, Dinas
Tata Kota dan Pertamanan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perhubungan,
Bappeda, Pemerintah Kecamatan dan seterusnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi makalah ini antara lain :
o Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di
suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai,
lautan dan air tanah
akibat aktivitas manusia.
o Kontaminan tertentu menyebabkan
pencemaran dalam air, mencakup spektrum yang luas dari bahan kimia, patogen,
dan perubahan fisik atau sensorik seperti suhu tinggi dan perubahan warna
o Pencemaran air dapat dianalisis
melalui beberapa kategori metode: fisik, kimia dan biologi.
o Buangan di perairan menyebabkan
masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan kematian. Gangguan
terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan kualitas dan
kuantitas biota perairan (ikan dan udang).
o Cara mengatasi pencemaran air dapat
dilakukan mulai dari pengenalan dan pengertian yang baik oleh perilaku
masyarakat. Cara mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif,
misalnya dengan membuang sisa-sisa makanan dan bahan organic ke dalam tong
sampah dan jangan dibuang di sungai.
o Pencemaran dipantai Kelurahan Lere
disebabkan antara lain: sampah atau limbah rumah tangga warga sekitar yang
dibuang dialiran sungai yang berada
dibawah jembatan ponulele yang menjadi icon kota Palu.
DAFTAR PUSTAKA